Judul : KlasemenISL Ngebacot: Krisis Finansial PBR Siapa Yang Salah? Deskripsi : Krisis finansial Pelita Bandung Raya (PBR) dan penderitaan klub berjuluk The Boys are Back siapa yang sebenarnya pantas disalahkan Admin : Terbit
Bandung, Jawa Barat - Krisis finansial Pelita Bandung Raya siapa yang salah? PBR merupakan salah satu klub yang tengah mekar di tahun 2014 lalu. Klub berjuluk The Boys are Back tersebut bahkan sampai melaju ke babak Semifinal ISL sebelum dikalahkan oleh Persipura di babak 4 besar. Tentu dengan prestasi mulus di kompetisi sebelumnya selayaknya mereka tidak menghadapai krisis keuangan seperti ini.

Namun apa daya yang bisa diperbuat ketika sebuah prestasi tidak bisa dijadikan jaminan oleh sebuah klub untuk mendapatkan keran-keran pemasukan baik dari penjualan merchandise dan pendapatan dari sponsor.

Itulah yang terjadi pada Pelita Bandung Raya tahun ini. Krisis keuangan yang sedang hidapi klub serta merta membuat perjalanan PBR untuk mengarungi Liga dan bersiang di Klasemen ISL bakal terganggu terlebih untuk biaya tandang yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

krisis finansial pbr

Dua supporter PBR membentangkan spanduk Save BR, Bandung Raya


Dukungan dua orang supporter yang membentangkan spanduk bertuliskan #SaveBR dengan mencoret Pelita dan meninggalkan nama Bandung Raya. Menurut pendapat mereka nama Pelita membuat klub sial dan mengalami kesusahan finansial.

Siapa sebenarnya yang pantas disalahkan? Apa ada yang salah dari klub ini?

Tidak ada yang benar-benar pantas untuk disalahkan, namun bagaimanapun orang-orang akan melihat bahwa Manajemen PBR lah yang salah sehingga tidak bisa menawarkan nilai jual klub kepada calon sponsor. Masalah kedua adalah kabar pendapatan dari penjualan merchandise pun tidak baik. Wajar saja klub yang bermarkas di Bandung ini tidak mempunyai supporter yang banyak terlebih klub ini kalah pamor dengan Persib.

Kondisi tak menentu yang tengah dihadapi PBR soal keterlibatan mereka mengikuti Indonesia Super League 2015 terus beredar. Berawal dari krisis finalsial pbr hingga berbuntut pada mundurnya jajaran manajemen klub besutan Dejan Antonic masih belum jelas.

Pihak manajemen klub sendiri bukan tidak pernah usaha, mereka bahkan sudah melakukan segala cara untuk menghidupi klub sejak bulan November 2014. Bahkan mereka tidak digaji selama 6 bulan dan makan Mie Instan setiap hari. Merekalah yang pertama berpuasa dan lebih mementingkan pemain dan klub dari pada diri mereka sendiri. Namun apalah daya jika memang krisis finalsial yang melanda PBR belum menemui titit terang sampai saat ini. Klub sendiri sudah 4 bulan belum bisa membayar gaji para pemain karena kesulitan yang sedang dihadapi ini.

Menghadapi kondisi pelik seperti ini pihak perwakilan klub mendatangi kantor PT Liga Indonesia selaku operator ISL dan meminta pertolongan. Joko Driyono selaku CEO PT Liga, membeberkan jika kedatangan perwakilan Pelita Bandung Raya ke kantor untuk menegoisasikan pemindahan Stadion dari yang sebelumnya di Jalak Harupan, Kab. Bandung menuju ke Stadion Patriot, Bekasi. Sayang permintaan ini ditaguhkan dahulu karena kondisi stadion yang masih belum layak diakibatkan tidak ada lampu untuk pencahayaan di pertandingan malam hari.

Joko Driyono menegaskan, Pihak PSSI dan PT Liga sendiri tidak akan ikut campur dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klub. Itu adalah masalah internal mereka dan kami PSSI dan PT Liga tidak akan ikut campur tangan menyesesaikan masalah internal tersebut.